Cedera otak merupakan salah satu penyebab utama kematian terbesar di dunia dan
menjadi permasalahan secara global. Lebih dari 50% kematian disebabkan oleh
cedera otak. Perawat sebagai salah satu elemen tenaga Kesehatan di garis terdepan
memiliki peran penting dalam penanganan awal dan pengambilan keputusan dalam
kondisi gawat darurat pada pasien cedera otak melalui asuhan keperawatan
berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Panelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Cedera Otak Berdasarkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
Desain penelitian ini adalah deskriptif restrospektif. Populasi penelitian sebanyak
275 pasien cedera otak, dan sampel penelitian 163 pasien cedera otak yang diseleksi
dengan menggunakan Teknik Cluster Random Sampling. Data penelitian diambil
dari medical record pasien cedera otak bulan Agustus sampai dengan November
yang di rawat di ruang IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Hasil penelitian menunjukan tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien
cedera otak meliputi gelisah, tampak meringis, bersikap protektif, nyeri kepala
(86,5%). Diagnosis keperawatan yang paling sering terjadi yaitu risiko perfusi
serebral tidak efektif (94,4%), nyeri akut (85,2%), dan penurunan kapasitas adaptif
intracranial (52,1%).
Penelitian ini memberikan gambaran awal tentang diagnosis keperawatan pada
pasien cedera otak di IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Hasil
penelitian ini dapat menjadi dasar untuk menetapkan jenis asuhan keperawatan
yang sesuai, Penelitian lanjutan diperlukan untuk pemahaman yang lebih mendalam
tentang faktor risiko, prognosis, dan intervensi yang efektif dalam manajemen
cedera otak.

Kata Kunci: Cedera Otak, Diagnosis Keperawatan, Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia